Sabtu, 25 Juni 2011

ASTANGGAYOGA

 



menyeimbangkan tubuh, pikiran dan jiwa melalui astangga yoga dan cakra

















OLEH :

Nama                          : Komang Agustyana Putra
NIM                            : 09.1.1.1.1.2970
Kelas                           : B ( Siang )
Jurusan                      : Pendidikan Agama Hindu
Semester                     : IV
Mata Kuliah               : Yoga I


FAKULTAS DHARMA ACARYA
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI
DENPASAR
2011

KATA PENGANTAR


“ Om Swastyastu “

“ Om Ano Badrah Kertawo Yantu Visvatah “
Rasa puji dan syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya peper ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan, adapun judul dari tugas yang saya buat “menyeimbangkan tubuh, pikiran dan jiwa melalui astangga yoga dan cakra ”.

Tersusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Yoga I. Saya menyadari dan mengakui bahwa peper ini jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan dalam merangkum ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan ruang lingkup yang sangat luas.

Keberhasilan saya ini tidak luput dari petunjuk, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Semoga peper ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

“ Om Santih, Santih, Santih Om “



               

Denpasar, 30 maret 2011




                                                                                                            Penulis








 


DAFTAR ISI


Kata Pengantar................................................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................................................ ii

BAB I Pendahuluan ....................................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
1.3  Tujuan ....................................................................................................................... 2

BAB II Pembahasan ...................................................................................................... 3
2.1 Pengertian  Yoga.............................................................................................          3
2.2 Konsepsi Astangga Yoga.......................................................................................... 3
2.3 Chakra..................................................................................................................... 13

BAB III Penutup ......................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 17
3.2 Saran ....................................................................................................................... 18

Daftar  Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Pengaruh globalisasi sangat sulit diramalkan, bisa berdampak positif, namun bisa juga bisa berdampak negatif. Beberapa tahun belakangan ini moral para remaja kita semakin parah, beberapa orang mengatakan rusak berat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya kenakalan remaja, pemakaian narkoba yang semakin luas, meningkatnya kasus bunuh diri, tawuran, mabuk-mabukan, pornografi dan sebagainya.
Adapun salah satu cara untuk menyelesaikan masalah-masalah ini dengan meningkatkan kecerdasan spiritual kita ( SQ ). Cara yang tepat adalah dengan kita beryoga. Dewasa ini yoga semakin populer dan populer. Yoga bukan hanya dihubungkan dengan kesucian tapi juga kesehatan bahkan sudah menjadi gaya hidup modern.
Orang-orang dari berbagai agama begitu bangga dan percaya diri menyatakan diri mereka pernah belajar yoga. Belajar yoga harus ditekuni, tidak dapat di pelajari dengan hanya sekali belajar. Harus melewati tahapan-tahapan terlebih dahulu. Tahapan-tahapan ini disebut Astangga yoga.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut diatas maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana pengertian Yoga?
2.      Bagaimanakah konsepsi Astangga Yoga?
3.      Bagaimana pengertian Cakra (pusat energi)?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan diri penulisan makalah ini antara lain :
1.      Untuk menambah wawasan Mahasiswa atau Mahasiswi mengenai Astangga Yoga dan Cakra.
2.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Yoga I.
3.      Sebagai bahan diskusi.

















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian  Yoga
Yoga secara harfiah berasal dari bahasa “sansekerta” dari suku kata “yuj” yang memiliki arti menyatukan atau  menghubungkan diri dengan Tuhan. Kemudian Rsi Patanjali memberikan definisi tentang yoga yaitu mengendalikan gerak-gerak pikiran.  Ada dua hal yang penting sebagai seorang praktisi yoga adalah melatih secara terus menerus sekaligus tidak terikat dengan hal-hal duniawi. Secara spiritual Yoga merupakan suatu proses di mana identitas jiwa individual dan jiwa Hyang Agung disadari oleh seorang yogi, Yogi adalah orang yang menjalani yoga, orang yang telah mencapai persatuan dengan Hyang Agung.

2.2  Konsepsi Astangga Yoga
Dalam menjalankan yoga ada tahap-tahap yang harus ditempuh yang disebut dengan Astangga Yoga. Astangga Yoga artinya delapan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan yoga. Adapun bagian-bagian dari Astangga Yoga antaralain Yama (pengendalian), Nyama (peraturan-peraturan), Asana (sikap tubuh), Pranayama (latihan pernafasan), Pratyahara (menarik semua indrinya kedalam), Dharana (telah memutuskan untuk memusatkan diri dengan Tuhan), Dhyana (mulai meditasi dan merenungkan diri serta nama Tuhan), dan Samadhi (telah mendekatkan diri, menyatu atau kesendirian yang sempurna atau merialisasikan diri).

1.      Yama atau Panca Yama Brata
Yama merupakan tahapan yang pertama dalam astangga yoga, Yama atau Panca Yama Brata adalah lima pengendalian diri tingkat jasmani yang harus dilakukan tanpa kecuali. Bila gagal melaksanakan tahapan dasar ini maka seseorang tidak akan pernah bisa mencapai tingkatan berikutnya. Penjabaran kelima Yama Bratha ini diuraikan dengan jelas dalam Yogasara-sanggraha Sanskrit Text (hal.37).
“ Ahimsa satyamasteyam
brahmacaryaparigrahau,
yamah samksepatah proktas-
citta suddhiprada nrnam “.
Artinya :
Ahimsa Satya, Asteya, Brahmacarya, Aparigraha adalah Yamabrata, yang menyebabkan kesucian rohani manusia.

  1. Ahimsa atau tanpa kekerasan. Artinya tidak menyakiti atau melukai orang lain maupun perasaannya baik melalui pikiran, perkataan, atau tingkah laku.
  2. Satya atau kejujuran/kebenaran yang diartikan sebagai gerak pikiran yang patut untuk diambil menuju kebenaran.
  3. Astya yang diartikan sebagai pantang menginginkan segala sesuatu yang bukan miliknya sendiri.
  4. Brahmacarya yang artinya menjaga kesucian. Hidup secara seimbang dalam segala hal dan menjaga kemurnian tubuh dengan sederhana dan tidak berlebihan.
  5. Aparigraha atau pantang akan kemewahan; seorang praktisi Yoga (Yogin) harus hidup sederhana.




2.      Niyama atau Panca Niyama Bratha
Panca Nyama Brata adalah lima penengendalian diri tingkat rohani dan sebagai penyokong dari pantangan dasar sebelumnya diuraikan dalam Patanjali Yoga Sutra (II:32) sebagai berikut :
“ Saoca santosa tapah swadhyayi
Swarapranidhanani niyamah “.
Artinya :
Saoca, Santosa, Tapa, Swadhyaya dan Iswarapranidhana adalah Niyama.

  1. Sauca, yang artinya kebersihan, kesucian, dan kemurnian lahiriah dan rohaniah.
  2. Santosa yang artinya suatu keadaan yang menyenangkan dan wajar, tanpa tekanan dan tanpa pura-pura.
  3. Tapa atau mengekang, yang artinya melakukan usaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai suatu tujuan.
  4. Svadhyaya atau mempelajari kitab-kitab suci, melakukan japa.
  5. Isvarapranidhana atau penyerahan dan pengabdian kepada Tuhan yang akan mengantarkan seseorang kepada tingkatan samadhi.

Kebalikan dari pengendalian diri (Yama dan Niyama) disebut sebagai vitarka, yang merupakan kesalahan-kesalahan yang harus dijauhi atau dihindari dan tidak dilaksanakan, yaitu :
1.      Himsa atau kekerasan dan tidak sabar sebagai kebalikan ahimsa.
2.      Asatya atau kepalsuan sebagai kebalikan dari satya.
3.      Steya atau keserakahan sebagai kebalikan dari asteya.
4.      Vyabhicara atau kenikmatan seksual sebagai kebalikan dari brahmacarya.
5.      Asauca atau kekotoran sebagai kebalikan dari sauca.
6.      Asantosa atau ketidakpuasan sebagai kebalikan dari santosa.
7.      Vilasa atau kemewahan sebagai kebalikan tapa.
8.      Pramada atau kealpaan sebagai kebalikan svadhyaya.
9.      Prakrti-pranidhana atau keterikatan pada prakrti sebagai kebalikan dari isvarapranidhana.

3.      Asana
Asana atau postur yoga yang merupakan gerak yang lembut dan sistematis. Selain sikap tubuh ada juga sikap duduk pada waktu melaksanakan yoga. Buku Yogasutra tidak mengharuskan sikap duduk tertentu, tetapi menyerahkan sepenuhnya kepada siswa sikap duduk yang paling disenangi dan relax, asalkan dapat menguatkan konsentrasi dan pikiran dan tidak terganggu karena badan merasakan sakit akibat sikap duduk yang dipaksakan. Selain itu sikap duduk yang dipilih agar dapat berlangsung lama, serta mampu mengendalikan sistim saraf sehingga terhindar dari goncangan-goncangan pikiran. Sikap duduk yang relaks antara lain : silasana (bersila) bagi laki-laki dan bajrasana (metimpuh-bhs. Bali, menduduki tumit) bagi wanita, dengan punggung yang lurus dan tangan berada diatas kedua paha, telapak tangan menghadap keatas. Beberapa pustaka menyebutkan bahwa jumlah asanas sama banyaknya dengan jumlah mahkluk hidup di alam ini, yaitu 84 lakh (8.400.000). Dari sekian banyak asanas, 84 yang paling baik dan dari 84 ini, 32 yang berguna sekali untuk manusia. Dalam asana terdapat tiga buah posisi, yaitu asana posisi berdiri, asana posisi duduk dan asana posisi berbaring. Di bawah ini adalah macam-macam gerakan Asana menurut Gheranda Samhita. Selain asanas ada juga yang disebut Tri Murti Asanas, yaitu terdiri dari Pascimottanasana, Sarvangasana, dan Sirsasana.
Pascimottanasana

Sirsasana
Sarvangasana
 

a.       Asanas Posisi Berdiri
GERAKAN GERAKAN ASANAS
No
Nama Asanas
Sikap / Pose
Manfaatnya
1
Tadasana
Sikap Berdiri Jinjit
Untuk Pertumbuhan Otot Punggung
2
Trikonasana
Sikap Berdiri Dengan Dua Kaki
Pencernaan dan Menghilangkan Sembelit
3
Garudasan
Sikap Garuda
Untuk Prostat
4
Bakasana
Sikap Burung Bangau
Sirkulasi Darah Ke Otak
5
Eka Padasana
Sikap Satu Kaki
Syaraf-Syaraf Otot
6
Nataraja Asana
Sikap Tarian Dewa Siwa
Syaraf-Syaraf Otot
7
Vrksasana
Sikap Pohon
Untuk Kesetabilan Dua

b.      Asanas Posisi Duduk
GERAKAN GERAKAN ASANAS
No
Nama Asanas
Sikap / Pose
Manfaatnya
1
Siddhasana
Sikap Duduk Yang Lurus
Untuk Mendapatkan Keberhasilan
2
Padmasana
Sikap Duduk Teratai
Menghilangkan Segala Macam Penyakit
3
Bhadrasana
Duduk Diatas Tumit Yang Terbalik
Menghilangkan Segala Macam Penyakit
4
Muktasana
Duduk Diatas Kaki Yang Kiri Kemudian Taruh Diatas
Untuk Keberhasilan
5
Vajrasana
Duduk Diatas Kedua Telapak Kaki
Untuk Pencernaan
6
Svastikasana
Duduk Dengan Kaki Dilipat Dibawah Dan Yang Lainnya Di atas
Untuk Keberhasilan
7
Singhasana
Duduk Seperti Sikap Singa
Untuk Menghilangkan Penyakit
8
Gomukhasana
Duduk Seperti Wajah Sapi
Mengatasi Penyakit Jantung
9
Virasana
Sikap Seorang Pemberani
Menumbuhkan Sikap Pemberani
10
Guptasana
Kedua Kaki Sembunyi Dibawah paha
Untuk Melenturkan Kedua Kaki
11
Pascimottanasana
Sikap duduk Dengan kedua Kaki Lurus
Untuk Penyakit Pencernaan
12
Matsyendrasana
Sikap Ikan Terbalik
Untuk Penyakit Pencernaan
13
Goraksasana
Duduk Diatas Kedua Kaki
Untuk Keberhasilan
14
Utkatasana
Duduk Diatas Tumit Kaki
Untuk Kesehatan Seluruh Tubuh
15
Sankatasanaa
Melipat Kedua Kaki
Melenturkan Kedua Kaki
16
Mayurasana
Sikap Merak
Menguatkan Pencernaan
17
Kukutasana
Sikap Ayam
Untuk Kedua Tangan Dan Penyakit Wasir
18
Kurmasana
Sikap Kura-kura
Untuk Memanjangkan Nafas
19
Uttan Kurmasana
Sikap Kura-kura II
Untuk Nafas,Kesehatan dan Penyakit Perut
20
Uttan Mandukasana
Sikap Kodok
Untuk Kekuatan Badan
21
Mandukasana
Sikap Kodok II
Untuk Pernafasan
22
Ustrasana
Sikap Unta
Untuk Leher Yang Kaku
23
Yogasana
Sikap Duduk Nyaman Dan Stabil
Untuk Memberikan Rasa Nyaman Dan Stabil Pada Saat Meditasi
24
Omkarasana
Sikap Kaki Bertumpu Pada Kepala
Memijat Organ Perut,Melancarkan Pencernaan dan Mengencangkan Kaki

c.       Asanas Posisi Berbaring
GERAKAN GERAKAN ASANAS
No
Nama Asanas
Sikap / Pose
Manfaatnya
1
Salabhasana
Sikap Kalajengking
Segala Jenis Penyakit Perut
2
Makarasana
Sikap Buaya
Untuk Menghilangkan Stress Dan Sangat Bagus Untuk Leher
3
Bhujangasana
Sikap Ular
Mengeluarkan Racun Dari Badan
4
Dhanurasana
Postur Seperti Busur
Melenturkan Tulang Belakang
5
Matsyasana
Sikap seperti Ikan
Untuk Menghilangkan Penyakit
6
Mritasana
Postur Badan Seperti Mayat
Untuk Tensi Darah Rendah

4.      Pranayama
Pranayama adalah teknik pernapasan, meningkatkan asupan oksigen serta prana kedalam tubuh, menggiatkan fungsi kerja sel tubuh, serta meningkatkan konsentrasi dan ketenangan pikiran. Pengaturan nafas ini bertujuan menyebarkan prana (energi) keseluruh tubuh. Pada saat manusia menarik nafas mengeluarkan suara So, dan saat mengeluarkan nafas berbunyi Ham. Dalam bahasa Sansekerta So berarti energi kosmik, dan Ham berarti diri sendiri (saya). Ini berarti setiap detik manusia mengingat diri dan energi kosmik. Pranayama terdiri dari : Puraka yaitu memasukkan nafas, Kumbhaka yaitu menahan nafas, dan Recaka yaitu mengeluarkan nafas. Puraka, kumbhaka dan recaka dilaksanakan pelan-pelan bertahap masing-masing dalam tujuh detik. Hitungan tujuh detik ini dimaksudkan untuk menguatkan kedudukan ketujuh cakra yang ada dalam tubuh manusia yaitu : muladhara yang terletak di pangkal tulang punggung diantara dubur dan kemaluan, svadishthana yang terletak diatas kemaluan, manipura yang terletak di pusar, anahata yang terletak di jantung, vishuddha yang terletak di leher, ajna yang terletak ditengah-tengah kedua mata, dan sahasrara yang terletak diubun-ubun. Adapun macam-macam Pranayama, yaitu : Nadi Sodhana Pranayama, Sitali Pranayama, Sitkari Pranayama, Bhramari Pranayama, Bhastrika Pranayama, Kapalabhati Pranayama, Surya Bheda Pranayama.





































5.      Pratyahara
Pratyahara adalah penguasaan panca indria oleh pikiran sehingga apapun yang diterima panca indria melalui syaraf ke otak tidak mempengaruhi pikiran.
Untuk lebih jelasnya mari kita kutip pernyatan dari Maharsi Patanjali sebagai berikut : Sva viyasa asamprayoga, cittayasa svarupa anukara, iva indriyanam pratyaharah, tatah parana vasyata indriyanam.
Artinya :
Pratyahara terdiri dari pelepasan alat-alat indria dan nafsunya masing-masing, serta menyesuaikan alat-alat indria dengan bentuk citta (budi) yang murni. Makna yang lebih luas sebagai berikut : Pratyahara hendaknya dimohonkan kepada Hyang Widhi dengan konsentrasi yang penuh agar mata rantai olah pikiran ke nafsu terputus.

6.      Dharana
Dharana artinya  pemusatan, yang dimaksud adalah menguasai, memegang dan memusatkan pikiran pada sasaran yang diinginkan atau titik konsentrasi. Titik konsentrasi yang diinginkan itu dapat didalam tubuh sendiri seperti : dahi, ujung hidung. Dapat juga berupa suatu objek luar seperti : bulan, arca, api dupa, gamar atau simbul, sebuah titik dan lain-lain. Patanjali menegaskan bahwa apabila pikiran atau Citta dipusatkan disatu tempat itulah disebut Dharana.

7.      Dhyana.
Dhyana adalah suatu keadaan dimana arus pikiran tertuju tanpa putus-putus pada objek yang disebutkan dalam Dharana itu, tanpa tergoyahkan oleh objek atau gangguan atau godaan lain baik yang nyata maupun yang tidak nyata. Gangguan atau godaan yang nyata dirasakan oleh Panca Indria baik melalui pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah maupun rasa kulit. Ganguan atau godan yang tidak nyata adalah dari pikiran sendiri yang menyimpang dari sasaran objek Dharana. Tujuan Dhyana adalah aliran pikiran yang terus menerus kepada Tuhan. Lebih jelasnya Yogasutra Patanjali (III.2) menyatakan :
“Tatra pradyaya ekatana dhyanam”
Artinya :
Arus/aliran pikiran atau buddhi yang tiada putus-putusnya pada objeknya, itulah Dhyana atau renungan.

8.      Samadhi
Samadhi adalah tingkatan terakhir dan tertinggi dari Astangga-yoga, dimana keadaan nafas yang telah nyata diam dan kokoh, sudah bebas dari segala pengaruh benda-benda menyesatkan, demikian Yoga Sutra Patanjali (I.31). Samadhi dibagi dalam dua keadaan yaitu:
1.      Samprajnatta-samadhi atau Sabija-samadhi, adalah keadaan dimana yogin masih mempunyai kesadaran, dan
2.      Asamprajnata-samadhi atau Nirbija-samadhi, adalah keadaan dimana yogin sudah tidak sadar akan diri dan lingkungannya, karena bathinnya penuh diresapi oleh kebahagiaan tiada tara, diresapi oleh cinta kasih Hyang Widhi.

2.3  Chakra
Dalam yoga, chakra merupakan susunan pusat energi yang terdapat di dalam tubuh astral manusia. Pusaran energi spiritual ini menjaga agar tubuh, pikiran, dan jiwa tetap dalam kondisi harmonis dan seimbang. Chakra menyimpan energi kehidupan yang dalam Bahasa Sanskerta disebut “prana”; dalam Bahasa Cina disebut “ch’i”; dan dalam Bahasa Jepang disebut “ki”. Energi yang dinamis ini meliputi semua unsur di alam semesta ini. Prana dapat dianalogikan seperti aliran listrik yang mengalir dan mengoprasikan peralatan elektronik (tubuh) secara efektif. Chakra dalam bahsa Sanskerta berarti “roda” atau “lempengan”.
Terdapat 7 chakra utama di dalam tubuh astral : 6 chakra terletak dalam kanal shushumna nadi yang terdapat di rongga tulang punggung (mulai dari ujung tulang ekor sampai tengah otak) dan chakra ke-7 di cerebral cortex atau pada ubun-ubun.

*     Cakra Pertama : Mulandhara
Letak               : tulang ekor
Unsur              : Bumi
Warna              : Merah
Simbol             : Bunga teratai dengan 4 helai kelopak
Orientasi          : Pemeliharaan dan perawatan diri, merasa nyaman, aman dan memiliki.
Kelenjar           : Adrenal
Kualitas           : Insting dasar untuk bertahan hidup
Kelemahan      : Rasa takut
Identitas          : Fisik

*     Chakra Kedua :Svadistana
Letak               : Pinggul, pinggang
Unsur              : Air
Warna              : Jingga
Simbol             : Bunga teratai dengan 6 helai klopak
Orientasi          : Kepuasan diri, hasrat
Kelenjar           : Gonad (Ovarium, testikel)
Kualitas           : Gairah
Kelemahan      : Rasa bersalah
Identitas          : Emosi

*     Chakra Ketiga :Manipura
Letak               : Ulu hati
Unsur              : Api
Warna              : Kuning
Simbol             : Bunga teratai dengan 10 helai klopak
Orientasi          : Kekuasaan dan kekuatan fisik
Kelenjar           : Pankreas dan adrenal
Kualitas           : Kemauan keras
Kelemahan      : Rasa malu
Identitas          : Ego

*     Chakra Keempat :Anahata
Letak               : Jantung
Unsur              : Udara
Warna              : Hijau
Simbol             : Bunga teratai dengan 12 helai klopak
Orientasi          : Cinta, komitmen, sosial, dan persatuan
Kelenjar           : Thymus
Kualitas           :Cinta, semangat
Kelemahan      : Rasa sedih
Identitas          : Sosial

*     Chakra Kelima :Visuddhi
Letak               : Tenggorokan
Unsur              : Eter/alam semesta
Warna              : Biru
Simbol             : Bunga teratai dengan 16 helai klopak
Orientasi          : Ekspresi diri
Kelenjar           : Tiroid dan paratirod
Kualitas           : Komunikasi, kreativitas
Kelemahan      : Berbohong, gugup
Identitas          : Kreatif

*     Chakra Keenam :Ajna
Letak               : Dahi
Unsur              : Cahaya
Warna              : Indigo
Simbol             : Bunga teratai dengan 2 helai klopak
Orientasi          : Refleksi, intuisi, konsentrasi
Kelenjar           : Pineal
Kualitas           : Intuisi, imajinasi
Kelemahan      : Ilusi
Identitas          : Arketipe

*     Chakra Ketuju :Sahasrara
Letak               : Ubun-ubun
Warna              : Putih atau Ungu
Simbol             : Bunga teratai dengan 1.000 helai klopak
Orientasi          : Edukasi diri, kebijaksanaan, ilmu pengetahuan, kesadaran, spiritualitas
Kelenjar           : Pituitari
Kualitas           : Budi luhur
Kelemahan      : Keterikatan
Identitas          : Unversal



















BAB III
PENUTUP


3.1  KESIMPULAN
Yoga secara harfiah berasal dari bahasa “sansekerta” dari suku kata “yuj” yang memiliki arti menyatukan atau  menghubungkan diri dengan Tuhan. Kemudian Rsi Patanjali memberikan definisi tentang yoga yaitu mengendalikan gerak-gerak pikiran.
Dalam menjalankan yoga ada tahap-tahap yang harus ditempuh yang disebut dengan Astangga Yoga. Astangga Yoga artinya delapan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan yoga. Adapun bagian-bagian dari Astangga Yoga antaralain Yama (pengendalian), Nyama (peraturan-peraturan), Asana (sikap tubuh), Pranayama (latihan pernafasan), Pratyahara (menarik semua indrinya kedalam), Dharana (telah memutuskan untuk memusatkan diri dengan Tuhan), Dhyana (mulai meditasi dan merenungkan diri serta nama Tuhan), dan Samadhi (telah mendekatkan diri, menyatu atau kesendirian yang sempurna atau merialisasikan diri).
Dalam yoga, chakra merupakan susunan pusat energi yang terdapat di dalam tubuh astral manusia. Pusaran energi spiritual ini menjaga agar tubuh, pikiran, dan jiwa tetap dalam kondisi harmonis dan seimbang. Chakra menyimpan energi kehidupan yang dalam Bahasa Sanskerta disebut “prana”. Ada 7 chakra di dalam tubuh yaitu : Mulandhara, Svadistana, Manipura, Anahata, Visuddhi, Ajna, dan Sahasrara.




3.2  SARAN
1.     Dengan yoga kita bisa menjadi sehat, maka untuk semua orang bagus atau baik untuk mempelajari dan menekuni yoga.
2.     Dalam mendalami yoga, setidaknya kita harus telah melewati delapan tahapan yaitu Astangga Yoga.

















DAFTAR PUSTAKA



Svami Satyananda Sarasvati, Asana Pranayama Mudra Bandha, Paramita, Surabaya 2002.

 Prof. Dr. Tjok. Sudharta, M.A, Slokantara, Paramita, Surabaya 2004.

Nala, I Gst Ngr. Dr, Murddha Agama Hindu, Upada Sastra, Denpasar 2004.

Pujiastuti Sindha dan Swami Wishnu Devananda, Hidup Sehat Dan Seimbang Dengan Yoga.

Paiketan Paguron Suling Dewata, Yoga Meditasi Tirthayatra, Yometir.



Swami Satya Prakas Saraswati, Patanjali Raja Yoga, Paramita, Surabaya 1996.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar